Arus Mudik-Balik Memikili Kebahagiaan Tersendiri, Namun Dua Tahun Ini Pudar


Opini - Dari awal masa Pandemi disebut New Normal. Hidup dalam suasana Baru, hidup dalam aturan dan/ atau tatanan baru dengan selalu menjalankan Protokol Kesehatan (prokes),dengan cara memakai masker (penutup mulut).

Mudik saat Lebaran membawa sebuah kebahagiaan tersendiri,mungkin malah justru bisa Menguatkan Imunitas Masyarakat yang datang maupun yang dikunjungi,karena mereka bahagia bisa saling bertemu dengan sanak saudara dan/ atau family,namun justru yang terjadi seolah-olah dirampas oleh Pemerintah baik Daerah, Provinsi sampai Pusat.

Sedangkan anak bangsa punya alat test yang murah meriah yang diciptakan oleh anak bangsa,GeNose,alasannya sebenarnya sangat simpel jika hasil testnya Negatif boleh melakukan perjalanan,namun bila hasil testnya Positif bisa langsung di Karantina).

Biaya Negara bisa jadi mungkin lebih murah,sehingga bisa meng gratiskan test GeNose,hasilnya pun juga lebih efektif dan lebih Akurat.

Apalagi alat deteksi virus yang bernama GeNose merupakan hasil karya anak Bangsa yang sudah Diproduksi massal serta sudah banyak digunakan di Negeri ini dengan hasil dan kwalitas yang sudah teruji keakuratannya.

Dari pada melakukan penjagaan bahkan penyekatan pelarangan mudik seperti saat ini,dengan tetek bengek peraturan dan persyaratan surat atau dokumen yang ribet yang harus dimiliki oleh Masyarakat, sehingga membuat masyarakat kecewa dan resah,pada aturan-aturan yang berubah-ubah,apalagi kalau sampai harus putar balik, seperti halnya penyekatan di tol kali kangkung Semarang.


Kenapa tidak dilakukan hal yang lebih simpel dan sederhana oleh Pemerintah,padahal sebenarnya sangat mungkin bisa dilakukan,belum lagi dampak Phsykologis nya pada Masyarakat ketika ada pelarangan arus mudik maupun arus balik.

Sampai berita ini diterbitkan pihak redaksi karena melihat berbagai macam keluhan dari kalangan kelas menengah ke bawah yang menghendaki untuk mudik dan/ atau sudah ditunggu oleh pihak keluarga yang sudah kangen menunggu kepulangannya karena sudah dua tahun ini diterbitkan surat edaran (SE) larangan mudik, sehingga membuat mereka merasa tertunda kebahagiaannya dalam bertemu keluarga.

Selain larangan mudik juga ada larangan untuk tidak melakukan takbir keliling (tarling) saat malam lebaran nanti yang sudah menjadi adat perayaan hari kemenangan saat malam lebaran,namun cukup hanya dilaksanakan di masjid-masjid dan/ atau mushola terdekat masing-masing daerah atau masing-masing Desa.

(bkp/red)

Iklan mpn

Posting Komentar

0 Komentar