Pati - Pemilik jasa Bus Pariwisata kali ini sudah menyatakan menyerah dengan keadaan,pernyataan kata menyerah ternyata bukan hanya dilakukan bagi mereka yang sudah kalah/ babak belur dalam Pertarungan dan/ atau Pertandingan, namun hal tersebut dilakukan kepada sejumlah pemilik bus yang melakukan aksi konvoi dengan menyatakan kata menyerah atas kebijakan pemerintah yang dianggap telah mematikan mata pencahariannya di masa pandemi, Kamis (22/07/2021).
Berdasarkan keterangan narasumber innesial E (50)"pemilik salah satu bus pariwisata" ketika di konfirmasi akan adanya isu konvoi lewat via WhatsApp menyampaikan,benar adanya jika sebagian pemilik bus pariwisata akan menggelar aksi konvoi dengan sejumlah bus,hal ini dilakukan atas dasar kebijakan Pemerintah yang sudah dinilai menutup tempat-tempat objek wisata selama masa pandemi,"sampainya.
Dalam aksi damai/ menyerah ini,hanya akan melibatkan delapan (8) bus pariwisata dan tidak semua bus pariwisata se-kabupaten Pati, dalam melakukan aksi damai keliling kota sambil mengibarkan bendera putih yang berarti menyerah,"imbuhnya.
Yang nantinya saat keliling Kota Pati sambil bunyikan Klakson masing-masing yakni 8 Bus Pariwisata yang sudah menyatakan menyerah.
Acara dimulai pada pukul 10:00 WIB stanbay di naura, kemudian pukul 10:15 WIB on the way (Otw) taman kota, lalu pukul 10:30 WIB prepare pasang banner di bus masing-masing (di taman kota) selanjutnya pukul 12:00 WIB start keliling kota, adapun rute mulai taman kota menuju pasar puri, kemudian mengarah ke Utara menuju stadiun Joyo Kusumo,lampu merah joyo Kusumo menuju Polisi Resort (polres), melalui jl. Dr Santoso kemudian menuju simpang lima (berhenti sebentar, peserta turun bus dan kembali naik ke bus awal), kemudian melanjutkan konvoi melewati Jl.Jend Sudirman setelahnya menuju garasi masing-masing (selesai),"dalam keterangan tertulis E via WhatsApp.
Selanjutnya dilansir dari Mondes,saat didepan Kantor Bupati Pati,aksi para sopir bus ini berhenti dengan menyalakan semua klakson dan mengibarkan bendera sebagai bentuk ketidak sanggupan atas kebijakan pemerintah yang menutup tempat-tempat wisata.
Kasiadi selaku koordinator aksi mengaku bahwa aksi ini dilakukan atas dasar ketidak sanggupan para sopir-sopir bus pariwisata terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai sangat menekan para pelaku perjalanan pariwisata. Apalagi selama PPKM Mikro maupun PPKM Darurat, hingga Level 4 semua perjalanan pariwisata ditutup.
“Kami menyerah dan mengibarkan bendera putih. Selama ini kita benar-benar mati, Pendapatan kita nol, karena obyek wisata ditutup,”katanya, Kamis (22/7/2021).
Menurutnya, Pemerintah dulunya sangat menggembor-nggemborkan dan membanggakan devisa pariwisata yang dinilai cukup besar, hanya saja atas kebijakan yang tidak mendukung, mengakibatkan pelaku pariwisata tercekik, hingga sampai harus menjual Bus miliknya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Kita hanya mengingatkan lagi, bahwa pariwisata itu juga sektor penting untuk ketahanan ekonomi, bagi masyarakat maupun pelaku pariwisata. Kami berharap agar pemerintah memberikan perhatian kepada kami,”keluhnya.
Para sopir bus ini, meminta agar pemerintah bisa memberikan solusi kepada para pelaku pariwisata maupun perjalanan pariwisata, bahkan kalau perlu bisa difasilitasi kembali, yakni dengan cara jangan menutup tempat-tempat wisata. Kalaupun ada syarat-syarat yang harus dilakukan, pihaknya juga mengaku siap.
“Intinya jangan ditutup obyek pariwisata, karena dengan menutup objek wisata, berarti menutup pintu rizki para pelaku pariwisata, yang artinya mati,”pungkasnya.
(Red)

0 Komentar