Religi - Apakah Anda ada kenal dengan orang yang tengah berhubungan dengan riba? Atau, tidak berhubungan, hanya 'bersenggolan' saja? Atau, bahkan teman-teman dan saudara-saudara Anda masih banyak yang hobi bermain-main dengan riba?
Bisa jadi, mereka belum banyak tahu atau lupa dengan dalil-dalil ancaman bagi pemakan riba. Tentunya, sama juga dengan pemberi riba, pencatatnya, dan saksinya.
Nah, berikut ini adalah 7 dalil tentang ancaman riba, yang demikian mengerikan, sehingga bakalan membuat siapapun riba holic menjadi susah tidur.
1. Lebih Mengerikan daripada 36 Kali Berzina dengan Pelacur
"Satu dirham riba yang dimakan oleh seseorang, sementara ia tahu, lebih berat (dosanya) daripada berzina dengan 36 pelacur.”
(HR. Ahmad dan Al Baihaqi)
Itu pun kalau makan ribanya satu dirham, yang mana pada saat ini, satu dirham itu sekitar Rp60.000; nah, gimana kalau makan ribanya sampai Rp600.000? Apalagi Rp6.000.000?
2. Seperti Menzinai Ibu Kandung Sendiri
الرِبَا ثَلاَثَةٌ وَسَبْعُوْنَ بَابًا أيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ الرُّجُلُ أُمَّهُ
"Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri. .”
(HR al-Hakim dan al-Baihaqi)
Berzina saja itu sudah dosa besar, apalagi berzina dengan ibu kandung sendiri, Na'udzubillahimindzalik!
3. Hampir Seperti Mati Kafir, Masuk Neraka 'Selama-Lamanya'
وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Dan barang siapa yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni Neraka; mereka kekal di dalamnya".
(QS. al-Baqarah: 275)
MasyaAllah.. padahal, satu-satunya tipe siapa yang masuk Neraka selama-lamanya, hanyalah orang kafir saja. Kalau orang muslim, meskipun dia banyak maksiat apapun, namun ia masih punya iman; insya Allah akhirnya akan masuk Surga juga.
4. Mempersilahkan Allah, agar Sekampung Kena Adzab
إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِيْ قَرْيَةٍ، فَقَدْ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ
"Jika zina dan riba sudah menyebar di suatu kampung maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri".
(HR. al-Hakim, al-Baihaqi dan ath-Thabrani)
Tidak heranlah apabila di Indonesia kita tercinta ini, senantiasa banyak masalah. Hidup serba susah. Susahnya bukan sekadar karena mental individunya pemalas, melainkan susahnya susah kolektif dan sistemik, lantaran adzab.
5. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
“Hindarilah tujuh hal yang membinasakan.” Ada yang bertanya: “Apakah tujuh hal itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab:
“Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa dengan cara yang haram, memakan riba, memakan harta anak yatim, kabur dari medan perang, menuduh berzina wanita suci yang sudah menikah karena kelengahan mereka“.
Diriwayatkan oleh imam Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu bahwa ia menceritakan:
“Rasulullah melaknat pemakan riba, orang yang memberi makan dengan riba, juru tulis transaksi riba, dua orang saksinya, semuanya sama saja.”
(HR Al-Bukhari)
6. Menjadi Gila
"Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba"
(Qs Al-Baqarah 275)
7. Ngajak Perang dengan Allah dan RasulNya
"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.."
(QS. al-Baqarah: 278-279)
Wallahuallam Bishawab
Repost : Admin MPN.com
Silahkan dibagikan agar banyak yang mengetahuinya,semoga mendapatkan kemudahan dan pahala amal jariyah.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda : "Barang Siapa yang menyampaikan satu (1) Ilmu saja dan ada orang yang Mengamalkannya maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (Meninggal Dunia), dia akan tetap Memperoleh Pahala (Jariah),"(HR. Al-Bukhari).
Semoga bermanfaat
Barakallah Fikum
(red)

0 Komentar