Pembangunan Talud di Desa Tanjungsari Sudah Ambrol Diduga Dikerjakan Hanya Asal Ada Bentuk Fisiknya


          proyek ambrol lumayan bagian atas
   Pengambilan gambar pada 01/02 ±16:33 WIB


Pati - Pembangunan Talud yang terletak Di Desa Tanjungsari Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati, Disinyalir Dikerjakan Hanya Asal Ada Bentuk Fisiknya (tanpa mementingkan kualitas),fakta dilapangan Proyek tersebut sudah mulai ambrol/rusak ada beberapa titik yang ambrol dalam sepanjang satu proyek.

        titik yang  ambrol  pada bagian  tengah

Berdasarkan hasil temuan langsung  dilapangan oleh tim mediapatinews,menemukan  sebuah  bangunan  yang berada di desa Tanjungsari (jl. Waduk gunung rowo menuju balaidesa Tanjungsari/sebelah selatan jembatan arah dukuh tajung) sudah mulai rusak (ambrol)  Disinyalir pekerjaan yang dikerjakan  hanya  asal-asalan,asal ada bentuk fisiknya saja,agar bisa mengambil keuntungan yang lebih banyak.


Berdasarkan penjelasan singkat dari warga (L) saat dimintai keterangan oleh tim mediapatinews menjelaskan jika proyek tersebut baru  saja selesai dikerjakan beberapa bulan yang lalu (antara oktober atau november tahun 2020) namun kok  sudah mulai ambrol padahal  baru dan belum ada satu tahun,"jelasnya.


Berdasarkan penjelasan singkat Kades setempat,Ruba'i ketika dihubungi awak media lewat via  phone seluler,yang keburu ditutup dengan alasan lagi ada tamu,menjelaskan jika pekerjaan talud yang sudah mulai ambrol tersebut sudah berjalan beberapa tahun ini,yang dikerjakan dengan cara Swakelola oleh warga sekitar yang tidak dikerjakan oleh pihak ketiga,adapun sumber anggaran yang diperoleh didapatkan dari BANKEU (kabupaten /edit). 


Berdasarkan penjelasan dari narasumber (warga dan kades) yang simpang siur,dapat disimpulkan,adanya miss komunikasi,dan dalam pekerjaan  proyek  tersebut  hanya  dikerjakan dengan asal-asalan (asal ada wujud/bentuk fisiknya tanpa mempedulikan kualitas dan dampaknya),seberapa besarnya anggaran  semestinya harus  bisa  menjaga  kualitas agar Bangunan bisa awet. 

 
Jika setiap titik proyek  seperti ini,berapa besar kerugian negara dalam menggelontorkan anggaran untuk Infrastruktur pertahunnya,jika bangunan  hanya bisa bertahan  satu sampai dua tahun saja (ibarat kata bangunan non permanen).


Kami tim mediapatinews berharap  supaya dinas  terkait sudi kembali  mendisiplinkan anak buahnya dan mensosialisasikan kedesa-desa agar  dalam  pengerjaan tiap proyek lebih diutamakan kualitas bukan sekedar kuantitas semata,yang demi memiliki hasil lebih dan/ atau  hanya untuk  memperkaya diri sendiri atau kelompok. 

Pengambilan gambar dan video  01/02 ±16:30 WIB 


Bersambung 
(AR tim) 

Iklan mpn

Posting Komentar

0 Komentar