TUGAS MENTERI KESEHATAN BARU, KEMANDIRIAN PHARMASI



Jakarta - Dirut Bank Mandiri kemudian menjadi Dirut PT Asahan Alumunium & Wakil Menteri BUMN, & sekarang diberikan tanggungjawab untuk memimpin Kementerian Kesehatan.


Alumni ITB 88. Ia profesional di bidang finance and banking. Dia terkenal ahli bidang financial engineering. Jago lobi kepada konglomerat Keuangan dunia. Prestasi fenomenalnya adalah fundraising Inalum lewat 144 A Sec S untuk take over saham Freeport.


Tahun 2019 Jokowi tugaskan dia membangun kemandirian industri pharmasi. Dia sudah melobi banyak investment banker bidang industri kesehatan di Eropa, AS & China. Sebelumnya jabatan adalah Wamen BUMN. Di era Jokowi ada semangat & political will untuk kemandirian Industri Pharmasi termasuk alat kesehatan.


Ditunjuknya Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan yg berlatar belakang banker, tentu karena tekad pemerintah untuk membangun kemandirian industri pharmacy. Potensi pasar besar yg ada di Indonesia, itu akan dijadikannya pemicu membujuk investor kelas global untuk membangun supply chain industri pharmacy. 

SDM bidang pharmacy kita tersedia banyak. Bahkan banyak yg nganggur. Yg penting Pak Budi harus pastikan tata niaga obat tidak lagi dikuasi mafia yg membuat industri pharmacy jadi industri rente.


***
Beberapa tahun lalu sekelompok ilmuwan China yg bekerja di pusat riset industri pharmasi Kanada berkumpul. Mereka memutuskan untuk kembali ke China. Namun mereka minta empat orang dulu pulang, salah satunya Yu Xuefeng. Kalau memang sukses, yg lain akan nyusul. 


Empat orang itu pimpinan puncak di bidang riset pada perusahaan pharmasi di Kanada. Benarlah. Mereka datang ke China disambut dg karpet merah oleh pemerintah, dg memberikan izin & modal mendirikan perusahaan Biotekhnologi di Tianjin, CanSino Biologics Inc. 

Bahkan Militer China memberikan bantuan tenaga ahli bidang virologi kepada mereka. Walau masih merugi sebesar USD 22 juta, namun perusahaan yg berdiri tahun 2014 itu telah menjadi perusahaan terdepan dalam riset Virus.


Kini tahun 2020 nama mereka mendunia karena  dianggap sebagai perusahaan terdepan dalam riset Vaksin Corona. Mereka mengalahkan perusahaan raksasa di bidang Pharmasi yg sudah puluhan tahun pengalaman.


***
Awal berkuasa tahun 1981, Dengxioping mengundang para sarjana datang ke Aula Rakyat.  Yg datang hanya 1000 orang. Kemana yg lain ? Sebagian besar mereka meninggal ketika revolusi kebudayaan. Ada yg gila & frustasi akibat kerja paksa selama masa revolusi kebudayaan. 


Deng membuat keputusan secara pragmatis. Kita butuh kaum terpelajar. Mereka diperlukan untuk membangun China. Dia tetapkan anggaran raksasa untuk Program beasiswa bagi siswa SMU yg masuk universitas. Pengiriman Siswa berprestasi yg tamat SMU untuk sekolah di luar negeri. Tentu mereka yg dikirim ke luar negeri ini sudah melewati pendidikan ideologi yg ketat. 

Para siswa yg dikirim ke luar negeri bertugas mulia, untuk berperang merebut teknologi bagi masa depan China. Setelah tamat pendidikan di luar negeri, mereka tidak disuruh pulang. Mereka harus bekerja di luar negeri di industri pharmasi, teknologi. 


Kemudian awal tahun 2000 China mendirikan Venture Company raksasa bernama China New Technology ( CNT). CNT bermarkas di Hong Kong. Tugasnya mengundang warga China ex beasiswa yg bekerja di luar negeri untuk pulang. 


Mereka tidak untuk jadi pekerja. Tetapi jadi pengusaha. Pemerintah bukan hanya memberikan modal tetapi juga membantu mereka dalam menyediakan tenaga handal bidang bisnis, seperti marketing, management & finance. Hebatnya China membangun industri pharmasi diawali dari industri bahan baku. Mereka focus ke bahan baku yg terintegrasi.


Berkat kerja keras & by design, tahun 2008 China leading dalam riset pharmasi. Kemajuan sangat pesat. Pusat bioteknologi dasar dibangun sangat modern di Pulau Hainan & Wuhan. Semua fasilitas itu sebagai sumber daya yg bisa dimanfaatkan oleh ilmuwan China, termasuk bagi mereka yg diaspora di luar negeri untuk pulang membangun China lewat industri pharmasi.


China adalah salah satu produsen bahan baku farmasi (PRM) terbesar. Berkat produksi efisien, China menguasai  produksi 90% bahan baku obat dunia. Banyak industri pharmasi kelas dunia yg ada di Eropa, AS pindah ke China. Itu berkat adanya dukungan supply chain yg efisien & terintegrasi. China menyumbang sekitar 90,0% dari produksi vitamin C global, 70,0% dari produksi asam sitrat, & 90,0% dari produksi penisilin.


***
Di era Jokowi ada semangat & political will untuk kemandirian Industri Pharmasi termasuk alat kesehatan. Namun mencapai itu masih terlalu jauh. Walau Pasar produk farmasi Indonesia terbilang sangat besar. Ini tidak memicu enterpreneur industry pharmacy yg mandiri. Hampir 95% kebutuhan obat dipasok dari pabrik lokal, yg 90% bahan baku ( active pharmaceutical ingredient/API) masih impor.


Outlook Teknologi Kesehatan 2020 bertema Inisiatif Penguatan Rantai Pasok Bahan Baku Obat, menyebutkan pasar produk farmasi Indonesia merupakan terbesar di Asean. Tahun ini, nilainya mencapai Rp100 triliun.


BPPT memproyeksikan pertumbuhan kebutuhan obat mengalami kenaikan 7% per tahun dg menimbang trend historis & pertumbuhan penduduk serta prospek ekonomi ke depan. Selaras dg ramalan tersebut, kebutuhan akan obat diproyeksikan mencapai Rp248 triliun, dg kebutuhan BBO sebesar Rp79 triliun pada 2035.


Ditunjuknya Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan yg berlatar belakang banker, tentu karena tekad pemerintah untuk membangun kemandirian industri pharmacy. Potensi pasar besar yg ada di Indonesia, itu akan dijadikannya pemicu membujuk investor kelas global untuk membangun supply chain industri pharmacy. 


SDM bidang pharmacy kita tersedia banyak. Bahkan banyak yg nganggur. Yg penting Pak Budi harus pastikan tata niaga obat tidak lagi dikuasi mafia yg membuat industri pharmacy jadi industri rente. 


(DWJR) 

Iklan mpn

Posting Komentar

0 Komentar