Tumbuh Bersama Buku : Peran Orang Tua Mendukung Literasi Anak melalui Perpustakaan Joglo dan Tim KKN-T Literasi IPB University

Mediapatinews.com, Pati || Di tengah minimnya fasilitas literasi ramah anak di wilayah Kabupaten Pati, Perpustakaan Joglo tampil sebagai ruang yang tidak hanya menyediakan buku-buku berkualitas, tetapi juga mampu membangun suasana literasi yang inklusif dan mendukung kebutuhan khusus anak-anak. 

Tidak hanya menyediakan akses terhadap buku-buku anak yang berkualitas, perpustakaan ini juga menjadi tempat bertemunya praktik literasi rumah tangga, kegiatan belajar anak usia dini, dan dukungan dari mahasiswa KKN-T Literasi IPB University yang hadir sebagai katalisator penguatan budaya baca di desa. Setiap pagi, area Joglo menjadi pusat interaksi antara anak-anak PAUD dan orang tua mereka. Ruang ini bukan sekadar tempat menunggu, tetapi berubah menjadi titik awal pembiasaan membaca, berbagi pengalaman, dan membangun nilai-nilai edukatif. 

Kegiatan yang berlangsung di Joglo memperlihatkan bahwa keberhasilan literasi tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan buku, tetapi juga oleh kualitas keterlibatan orang tua, ketelatenan pendampingan, dan kekayaan pengalaman yang dibangun secara kolektif. Dirasakan langsung juga oleh Ristya (28 tahun), warga asli Dukuh Sekarkurung yang kini mendampingi anaknya, Keinan, dalam proses tumbuh kembang literasi sejak usia dini. 

Menurutnya, salah satu kekuatan utama Perpustakaan Joglo adalah ilustrasi dan kualitas bukunya. Banyak buku dari Perpustakaan Nasional RI yang diterjemahkan dari program Peace Place Perpustakaan Joglo, dengan teks yang pendek, mudah dimengerti, serta beragam bahasa seperti Jawa, Indonesia, dan Inggris. 

"Buku-bukunya pendek, simpel, tapi sangat komunikatif. Anak jadi cepat menangkap isi cerita," tambahnya. 

Keinan sendiri termasuk anak yang memilih buku berdasarkan ilustrasi visual, seperti warna mencolok atau bentuk gambar yang menarik. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan visual dalam penyusunan koleksi buku sangat efektif untuk mendekatkan minat baca pada usia dini.

Salah satu pengalaman paling berkesan bagi Ristya adalah saat Keinan mulai meminta sendiri untuk membaca buku di rumah.

“Kami jadi lebih sering membaca bersama. Buku-buku dari Perpustakaan Joglo itu berkualitas, bisa dipinjam, dan banyak pilihannya. Tentu sangat hemat karena saya tidak harus beli semua buku, tapi bisa mengenalkan banyak tema kepada anak,” jelasnya.

Tema-tema buku yang tersedia di perpustakaan—seperti Budaya Damai, Tentang Aku, Jelajah Bumi, dan Lingkungan Sekitar—menurutnya sangat mendukung penguatan karakter anak secara tersirat. Buku yang paling berkesan bagi Keinan adalah buku-buku terjemahan yang telah disederhanakan oleh pengelola Perpustakaan Joglo, sehingga sangat mudah dipahami oleh anak-anak.

Dalam pandangannya, peran orang tua sangat penting dalam membentuk kebiasaan literasi. Ristya menekankan bahwa literasi bukan hanya soal kemampuan membaca, tetapi juga bagaimana anak memahami dan berdialog dengan isi bacaan. 

“Kadang anak bertanya di luar dugaan, jadi orang tua harus siap menjelaskan dengan bahasa yang mudah,” ujarnya. 

Ristya juga aktif merekomendasikan Perpustakaan Joglo kepada kerabat, terutama karena perpustakaan ini dikenal di kalangan terapi anak sebagai salah satu tempat yang responsif terhadap kebutuhan anak-anak dengan karakteristik khusus.

“Saya rekomendasikan karena suasananya nyaman, koleksi bukunya bagus, dan sangat berbeda dibandingkan tempat lain di Pati yang bahkan gerakan literasinya sering ditentang,” tambahnya.

Menurut Ristya, keberadaan Perpustakaan Joglo perlu lebih banyak dikenal dan diakses oleh masyarakat luas, terutama karena gerakan literasi masih belum mendapatkan dukungan penuh dari sebagian besar masyarakat. Ia berharap melalui kisah-kisah nyata seperti Keinan, semakin banyak orang tua menyadari pentingnya membaca sebagai pondasi tumbuh kembang anak. 

“Kalau Keinan ditanya soal Perpustakaan Joglo, dia akan menjawab ‘di sana banyak buku’. Tapi lebih dari itu, dia juga belajar berpikir, bertanya, dan merasa nyaman yang tidak bisa diganti oleh teknologi atau media lainnya,” pungkasnya.

Ristya juga menyampaikan pesan penting kepada masyarakat luas mengenai arti pembiasaan membaca dalam keluarga. 

“Membaca itu penting. Tidak hanya untuk edukasi, tapi juga pengalaman, pembelajaran hidup, dan membentuk cara anak berpikir. Pilih bacaan yang sesuai usia, dampingi mereka, dan dengarkan pertanyaan-pertanyaannya. Di situlah literasi dimulai,” tutup Ristya dengan penuh semangat.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi :
Jihadina Ashfa Afkarina
Media Branding KKN-T Literasi IPB University
0882-1229-0350
Atau hubungi melalui email:
jihadinaashfa@apps.ipb.ac.id

Iklan mpn

Posting Komentar

0 Komentar