JUM'AT BERKAH 094 : Jangan Sembunyikan Yang Haq Dan Yang Bathil



Religi - Dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang adalah sebagai tanda kebesaran Allah Azza wa Jalla bagi orang yang mau menggunakan akal fikirannya. Harus disadari bahwa dalam kehidupan manusia ini selalu ada dua hal yang akan di hadapinya dan di dapatkannya, antara waktu malam dan waktu siang, kegelapan dan cahaya terang, kesedihan dan kegembiraan, kebaikan dan keburukan, pahala dan dosa, surga dan neraka. Begitulah yang Allah Azza wa Jalla  kehendaki dalam penciptaan manusia dan alam semesta ini yang selalu ada pasangan yang berlawanan. Allah Azza wa Jalla berfirman,

 إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

 

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (QS. Ali Imran: 190)

Hal itu tentu saja sangat didambakan agar dapat meraih kebahagian di dunia dan di akhirat. Namun, sangat disayangkan kita tidak menyadari bahwa untuk mencapai hal itu dibutuhkan adanya penunjuk jalan yang benar. Tak dapat dipungkiri bahwa Al Qur'an adalah satu-satunya penunjuk jalan yang diturunkan oleh Allah Azza wa Jalla kepada seluruh umat manusia melalui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.


Namun sayangnya sebagian besar manusia tidak mau mengikuti petunjuk tersebut disebabkan oleh kesombongan dan keangkuhannya serta kebodohan manusia itu sendiri. Allah Azza wa Jalla berfirman,


شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ 


"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al Baqarah: 185)


Allah Azza wa Jalla telah memberikan larangan untuk kita jauhi, yakni larangan mencampur adukkan antara yang  haq (kebenaran) dan yang bathil (kesesatan), serta menyembunyikan yang hak, padahal kita mengetahuinya. Allah Azza wa Jalla berfirman,


وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ


“Dan janganlah kamu campur adukkan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 42)


Larangan Allah Azza wa Jalla kepada kita agar kita tidak mencampur adukkan antara haq dengan bathil tersebut mengandung dua makna; pertama berkenaan dengan ibadah, dan kedua berkaitan dengan aqidah. Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas dengan artian; jangan kamu campur aduk yang haq dengan yang bathil, yakni jangan kamu palsukan yang haq dengan yang bathil, yang benar dengan yang sesat.


Dengan demikian jelaslah konsep Al Qur’an bahwa antara haq dengan bathil tidak akan mungkin bersatu, karena haq itu berpihak kepada Allah Azza wa Jalla sementara bathil berpihak kepada musuh-musuh Allah Azza wa Jalla.


Manakala Allah Azza wa Jalla menyiapkan Syurga bagi ummat Islam yang berada di pihak yang benar dan menyiapkan Neraka bagi kafir di pihak yang salah, maka tidak mungkin dan tidak ada peluang sama sekali untuk dapat bersatu antara keduanya.


Sampai kapanpun haq memang tidak mugkin menyatu dengan bathil, ibarat Neraka tidak akan mungkin dapat menyatu dengan Syurga, air tidak pernah pula menyatu dengan minyak, maka haruslah dipahami oleh segenap Muslim seantero dunia bahwa kita berada dalam barisan yang benar baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karenanya jangan pernah mau dikelabui oleh mereka yang berada pada posisi yang bathil yang sehari-hari berusaha keras untuk mencampur adukkan antara kebathilan yang ada pada diri mereka dengan kebenaran yang ada pada diri.

Dalam bidang hukum misalnya, ketika Islam menegaskan hanya Allah Azza wa Jalla yang berhak membuat hukum sementara manusia hamba Allah Azza wa Jalla berkewajiban menjalankan hukum milik Allah Azza wa Jalla dan tidak punya hak untuk menciptakan hukum yang bertentangan dengan hukum Allah Azza wa Jalla. Lalu datang sistem monarkhi dengan hukum ciptaan raja, atau sistem demokrasi dengan hukum ciptaan rakyat, atau sistem komunis dengan konsep hukum ciptaan partai maka di sana akan wujud perselisihan dalam kehidupan berhukum dalam kalangan ummat Islam karena meninggalkan hukum ciptaan Allah Azza wa Jalla dan menggunakan hukum ciptaan manusia. 

Tidak dapat dipungkiri dan tak terbantahkan, kalau selalu ada masalah dalam suatu negara yang berhukum kepada hukum buatan manusia yang bertentangan dengan hukum Allah Azza wa Jalla. Karena setiap manusia yang berkuasa memiliki kepentingan, di sisi lain hukum yang adil harus ditegakkan. Padahal kekuasaan tanpa hukum akan berlaku semena-mena dan hukum tanpa kekuasaan akan cenderung dilecehkan...

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa berani menunjukkan dalam segala aspek kehidupan kita bahwa selamanya yang haq adalah tetap haq dan yang bathil tetaplah bathil untuk meraih ridha-Nya.

Wallahua'lam bishawab

Repost : Admin MPN.com

Silahkan dibagikan agar banyak yang  mengetahuinya,semoga mendapatkan kemudahan dan pahala amal jariyah.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda : "Barang Siapa yang menyampaikan satu (1) Ilmu saja dan ada orang yang Mengamalkannya maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (Meninggal Dunia), dia akan tetap Memperoleh Pahala (Jariah),"(HR. Al-Bukhari).

Semoga bermanfaat 
Barakallah Fikum
(red)

Iklan mpn

Posting Komentar

0 Komentar