Religi - segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla atas segala keadaan yang ada. Itulah doa yang semestinya terucap dari para calon jamaah haji yang tertunda untuk kesekian kalinya, sejak Pemerintah Indonesia memutuskan tidak memberangkatkan jamaah haji.
Harus meyakini bahwa kabar batal lagi berangkat haji tahun 2021 ini merupakan qadarullah yang harus diterima dengan penuh ikhlas dan sabar dan harus berprasangka baik kepada Allah Azza wa Jalla atas keadaan saat ini, sekalipun tidak menyenangkan.
Karena keadaan dan situasi yang kita hadapi saat ini semua terjadi karena kuasa dan izin nya. Jangan pernah sekalipun berprasangka buruk kepada Allah Azza wa Jalla ketika pemerintah telah memutusan tidak memberangkatkan calon jamaah haji Indonesia tahun 2021 ini.
Sedih, marah, dan dendam adalah tiga dari sejumlah tindakan yang menyebabkan dada ini terasa sempit. Tetapi, hal-hal tersebut selalu menghiasi hidup kita. Kadang-kadang ada di dalam diri kita dalam jangka waktu yang cukup panjang dan kadang-kadang hanya dalam tempo yang pendek saja. Yang pasti saat sifat-sifat tersebut bersarang, dada kita akan terasa sesak dan hatipun menjadi sangat lemah. Kondisi yang lemah itu membuat syaitan-syaitan mudah menguasai hati.
Sebagai orang yang beriman harus senantiasa berprasangka baik kepada Allah Azza wa Jalla terhadap apapun yang sudah, sedang dan akan terjadi.
Persangkaan baik kepada Allah Azza wa Jalla diwujudkan dalam bentuk merasakan dan menyadari bahwa Allah Azza wa Jalla adalah dzat yang senantiasa menghilangkan segala kesedihan dan duka.
Sesungguhnya, apabila seorang hamba berprasangka baik kepada Rabbnya, Allah Azza wa Jalla akan senantiasa membukakan baginya pintu berkah-Nya dari arah yang tak disangka-sangka. Maka, marilah senantiasa berprasangka baik kepada Allah Azza wa Jalla, semoga kelak kita bisa melihat berbagai hikmah di balik setiap kejadian yang datang dari Allah Azza wa Jalla.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : «قَالَ اللهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِي، إِنْ ظَنَّ خَيْرًا فَلَهُ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ» [أخرجه الإمام أحمد وابن حبان].
"Dari Abu Hurairah ra, ia berkata; Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda; Allah Azza wa Jalla berfirman; Aku mengikuti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia bersangka baik maka baginya kebaikan dan jika ia bersangka buruk maka baginya keburukan."
(HR. Imam Ahmad dan Ibnu Hibban)
Senantiasa pelajari dan perdalamlah ilmu syar'i. Ilmu syar’i akan melapangkan dan melonggarkan dada sedangkan kebodohan akan melahirkan kesempitan, sesak dada dan rasa terkucil. Setiap kali ilmu seseorang bertambah banyak dan bertambah luas, maka hatinya akan terasa semakin lapang dan longgar. Ibnul Qayyim mengatakan; Ilmu syar’i akan melapangkan dan melonggarkan dada sehingga terasa lebih luas dari dunia.
Sedangkan kebodohan akan menyesakkan dada, menyempitkan dan mengungkungnya. Maka setiap kali ilmu seorang hamba bertambah maka hatinya akan terasa lebih lapang dan luas. Tetapi ini tidak akan berlaku untuk semua ilmu, melainkan khusus bagi ilmu yang diwarisi dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Itulah ilmu yang bermanfaat, sehingga pemiliknya menjadi orang yang hatinya paling lapang dan longgar, paling baik akhlaknya, paling baik hidupnya.
Ketika dada terasa sesak, dan urusannya ruwet, angkatlah telapak tangan seraya memohon kepada Allah Azza wa Jalla. Tumpahkanlah semua keluhan dan kesedihan kepada-Nya. Cucurkanlah air mata di hadapan-Nya. Semoga Allah Azza wa Jalla memelihara. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla lebih mengasihi ibu dan ayah, daripada isteri dan anak-anak.
Teruslah berdoa dan berdzikir sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alsihi wa sallam dalam mengatasi kesesakan dada itu adalah;
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رُبُّ الّعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَرَبِّ اْلأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ [رواه البخاري ومسلم].
"Tiada ilah selain Allah yang Maha agung dan Maha Pemurah. Tiada ilah selain Allah, Rabb Asry yang Agung, tidak ada ilah melainkan Allah Rabb langit dan Rabb bumi, serta Rabb arsy yang Mulia."
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Jangan pernah tinggalkan kesempatan untuk berdoa kehadirat Allah Azza wa Jalla,
اللهم رحمتك أرجو فلا تكلني إلى نفسي طرفة عين وأصلح لي شأني كله لا إله إلا أنت [أخرجه أبو داود وابن حبان].
Dari Abu Bakrah ra, (ia berkata) bahwasannya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda; Do’a orang yang kesusahan adalah, “Ya Allah Rahmat-Mu aku harapkan, maka janganlah Kau bebankan aku kepada diriku meskipun hanya sekejap mata, dan perbaikilah bagiku seluruh keadaanku; tiada ilah melainkan engkau.”
(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Bersegeralah meninggalkan semua kemaksiatan dan melakukan muhasabah terhadap diri. Karena kemaksiatan adalah kehinaan, tersingkir dan terjauh dari rahmat Allah azza wa Jalla, kesedihan, kekalutan dan kesempitan hati. Harus disadari, bahwa perbuatan dosa-dosa adalah pintu yang besar bagi datangnya berbagai musibah kepada seorang hamba.
Memelihara rutinitas dalam menunaikan kewajiban, dan memperbanyak amal sunnah seperti puasa, shalat, shadaqah, kebaikan dan lain-lainnya secara terus-menerus adalah salah satu sebab untuk mendapatkan kecintaan Allah Azza wa Jalla kepada hamba-Nya, sebagaimana disebutkan di dalam hadits,
عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال: قال رسول الله : «إن الله قال: من عادى لي وليًا فقد آذنته بالحرب، وما تقرب إليّ عبدي بشيء أحب إليّ مما افترضته عليه، وما يزال عبدي يتقرب إليّ بالنوافل حتى أحبه، فإذا أحببته كنت سمعه الذي يسمع به، وبصره الذي يبصر به، ويده التي يبطش بها، وإن سألني لأعطيته، ولئن استعاذني لأعيذنه» الحديث [أخرجه البخاري].
Dari Abu Hurairah ra; ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda; bahwasannya Allah berfirman; barangsiapa memusuhi kekasih-Ku maka aku nyatakan perang kepadanya. Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai daripada dengan apa-apa yang telah Aku perintahkan kepadanya. Dan hamba-Ku masih terus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal sunnah sampai Aku mencintainya.
Jika telah mencintainya maka Aku akan menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, dan menjadi penglihatannya yang dipakai untuk melihat, dan menjadi tangannya yang digunakan untuk menyentuh. Jika dia memohon kepada-Ku niscaya Aku penuhi ia, dan jika ia memohon perlindungan kepada-Ku niscaya Aku beri perlindungan kepadanya.”
(HR. Al-Bukhari)
Senantiasalah berbuat Ihsan (kebaikan) kepada sesama manusia, dan memberikan manfaat dengan segala yang kita miliki adalah salah satu sebab terbukanya hati. Sifat pemurah, dermawan dan suka membantu orang lain akan melapangkan dada dan mengharumkan jiwa. Karena itu marilah kita berusaha sekuat tenaga untuk menjadi orang yang dermawan dan suka membantu orang lain. Terutama kepada kedua orang tua, kerabat, tetangga, dan kawan-kawan.
Hasad, iri dan dengki merupakan sebab kesempitan dada seseorang. Sebaliknya kebersihan dan ketenteraman hati merupakan sebab terlapangkannya dada seseorang. Karena itulah marilah senantiasa berusaha menyehatkan hati kita, menjauhi hal-hal yang menyebabkan dada terasa sesak. Marilah tinggalkan kebencian, permusuhan dan kedengkian kepada orang lain. Sebaliknya mari kita pupuk rasa cinta terhadap saudara-saudara kita, sebagaimana sabda Rasulullah.
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
"Tidaklah beriman salah seorang dari kalian hingga ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri."
(HR al-Bukhari)
Orang yang hatinya sempit, biasanya susah mengontrol emosinya walaupun pada masalah yang sepele. Kondisi ini menyebabkan dirinya jauh dari Allah Azza wa Jalla dan malah dekat dengan syaitan.
Marah sendiri memang di antaranya berasal dari syaitan. Athiyah as-Sa’dy pernah meriwayatkan sabda Nabi:
إِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ، وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ، فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
“Marah itu dari syaitan dan syaitan dari api. Sedang api hanya bisa dipadamkan dengan air. Maka dari itu, jika salah seorang dari kalian marah, hendaknya ia berwudhu.”
(HR. Ahmad)
Meski hadits ini sanadnya lemah, namun ada hadits lain yang menguatkannya. Bukhari meriwayatkan bahwa ada dua orang yang saling caci-maki di hadapan Nabi. Kemudian, Nabi memberi tips agar amarah mereka redam, yaitu dengan membaca ta’awwudz atau memohon perlindungan dari godaan syaitan yang terkutuk.
Ciri kesempitan hati adalah ketika sering merasa kalut. Kondisi yang alami seolah-olah sedang dalam penjara ketakutan dan kekalutan. Kondisi demikian juga akan semakin menjauhkan diri dari Allah Azza wa Jalla dan lebih dekat pada syaitan.
Karena itu, Nabi pernah mengajarkan doa kepada sahabat-sahabatnya:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَمِنْ شَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ شَرِّ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْنَ
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dan murka-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-nya, dan dari godaan syaitan serta dari rasukannya.”
(HR. Abu Dawud)
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada semua, sehingga tetap istiqamah, senantiasa berlapang dada dan berprasangka baik kepada Allah Azza wa Jalla untuk meraih ridha-Nya.
Repost : Admin MPN.com
Silahkan dibagikan agar banyak yang mengetahuinya,semoga mendapatkan kemudahan dan pahala amal jariyah.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda : "Barang Siapa yang menyampaikan satu (1) Ilmu saja dan ada orang yang Mengamalkannya maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (Meninggal Dunia), dia akan tetap Memperoleh Pahala (Jariah),"(HR. Al-Bukhari).
Semoga bermanfaat
Barakallah Fikum
(red)

0 Komentar