Jakarta - Kapolri Jenderal Idham Azis segera memasuki masa pensiun pada Januari tahun depan. DPR RI baru akan memproses pergantian calon Kapolri di atas tanggal 11 Januari 2021. Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan saat ini DPR RI sedang menjalani masa reses. Ia mengatakan DPR RI akan dapat memproses pergantian Kapolri jika sudah mendapat surat dari Presiden Joko Widodo setelah tanggal 11 Januari 2021.
"Saya belum tahu kapannya (Presiden Jokowi akan kirim surat soal pengganti Kapolri), tetapi DPR RI akan reses sampai dengan tanggal 11 Januari, sehingga proses pergantian Kapolri baru bisa diproses jika Presiden berkirim surat setelah tanggal 11 Januari," kata Dasco saat dihubungi pada Kamis (17/12/2021).
Ketua Harian Partai Gerindra ini mengatakan pimpinan DPR masih belum mendengar usulan nama resmi calon Kapolri yang akan menggantikan Kapolri Jendral Idham Azis. Namun ia menyebut ada banyak spekulasi di masyarakat. "Kita belum dengar walaupun spekulasi di luar banyak," ujarnya
Dihubungi secara terpisah, Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin mengatakan DPR RI hingga hari ini belum mendapat surat dari Presiden Jokowi mengenai pergantian Kapolri Jendral Idham Azis. Ia berharap, siapa pun yang menjadi Kapolri baru, mampu menangani berbagai tantangan, mulai hal manajerial hingga mengayomi masyarakat. "Sampai jam ini belum ada (surat dari Presiden Jokowi soal pengganti Kapolri)," kata Azis
"(Harapannya Kapolri baru) mampu menangani dalam hal manajerial, pengembangan SDM, pendekatan ke masyarakat sebagai pengayom masyarakat," ujar Azis
Kapolri Jenderal Idham Aziz sendiri akan pensiun pada akhir Januari 2021. Catatan IPW, dari 13 perwira tinggi berpangkat komjen, enam orang bertugas di internal Polri dan 8 nama lainnya di luar Polri.
"Meski komjen yang bertugas di internal Polri lebih berpeluang menjadi Kapolri, para komjen yang bertugas di luar kepolisian juga tetap memiliki peluang yang cukup besar. Misalnya Sutanto, Dai Bachtiar, dan Tito Karnavian masuk menjadi Kapolri setelah bertugas di luar Polri, yakni di BNN dan BNPT," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam rilis kepada wartawan, Senin (30/11).
Menurut IPW, ada tiga komjen dari internal Polri yang berpeluang besar menjadi Kapolri. Mereka adalah Wakapolri Komjen Gatot Edi, yang pernah menjadi Asrena Polri dan Kapolda Metro Jaya serta berpengalaman mengendalikan situasi Jakarta saat Pilpres 2019. Kedua adalah Kabaharkam Komjen Agus Andriyanto, yang pernah bertugas di daerah keras sebagai Kapolda Sumut.
Kabareskrim Komjen Sigit Listyo, yang pernah menjadi ajudan Presiden Jokowi dan Kapolda Banten, juga disebut IPW berpeluang besar menjadi Kapolri. Nama Sigit belakangan memang bersinar karena kepemimpinannya, termasuk yang menonjol adalah saat dia memimpin penangkapan buron kelas kakap Djoko Tjandra
Di luar Polri, menurut IPW, ada dua nama yang juga punya peluang di bursa calon Kapolri. Mereka adalah Komjen Boy Rafli Amar dan Sestama BIN Komjen Bambang Sunarwibowo. Boy Rafly pernah menjadi Humas Polri, Kapolda Banten, Kapolda Papua, serta Kepala BNPT. "Maraknya isu-isu terorisme tentu membuka peluang bagi Boy untuk memimpin kepolisian," ujar Neta.
Pihak Istana pun mempersilakan masyarakat berspekulasi soal calon Kapolri. Soal siapa pengganti Idham, Moeldoko menyerahkan kepada Presiden Jokowi. "Biarkan masyarakat berspekulasi, biarkan masyarakat berkalkulasi," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di kantornya, gedung Bina Graha, Jl Veteran, Jakarta, Selasa (1/12).
"Itu masyarakat punya hak untuk itu, tapi Presiden juga punya kunci sendiri untuk menentukan siapa yang akan menjabat," sambung Moeldoko.
(DW/Red)

0 Komentar